Minggu, 20 Mei 2012
Manusia dan Harapan
Harapan adalah suatu keinginan yang terpendam pada manusia yang didalamnya terdapat suatu kebahagian. Semua orang pastinya memiliki sebuah Harapan, apa yang ia harapkan saat ini, esok hari atau lusa nanti terhadap nasib atau masa depan.. Harapan merupakan sebuah pengharapan diri kita terhadap seseorang, atau Allah atau kejadian yang semoga saja itu akan berpihak pada kita. Dan harapan ini akan timbul apabila kita telah melakukan sebuah tindakan.
Seperti contoh :
Kita menyukai seorang wanita, apapun kita lakukan untuknya meskipun tenaga, materi dan waktu terbuang tapi tidak masalah sebagai usaha untuk mendapatkan perhatiannya. Setelah semua usaha kita lakukan tinggal harapan yang kita tunggu apakah dia membalas perhatian kita atau tidak.
Untuk memperoleh harapan yang kita inginkan diatas kita memerlukan kepercayaan dari usaha yang kita lakukan. Kepercayaan merupakan satu keyakinan pada sesuatu hingga mengakibatkan penyembahan, sama ada kepada Tuhan, roh atau lainnya. Dalam Pancasila pada sila pertama dijelaskan bahwa setiap warga Indonesia harus memiliki satu kepercayaan yang diyakininya “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Menumbuhkan keyakinan atas pertolongan Alloh
“Wahai orang-orang yang beriman jika kamu menolong (agama) Alloh, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu” (QS. Muhammad (47) : 7).
Sahabat sekalian, kadang saat berbuat kebaikan kita merasa takut. Padahal kita yakin bahwa itu adalah kebaikan yang dicintai Alloh. Namun hati kita merasa begitu berat sebagaimana orang yang dibelakangnya ada ular dan didepannya ada parit. Dia akan takut untuk melampaui keduanya. Kalau terus ke depan dia takut akan jatuh ke parit tapi kalau ke belakang dia takut akan dicaplok ular. Demikian beratnya sehingga dia tidak berbuat sesuatu keculai hanya diam di tempat. Demikian pula orang yang takut untuk berbuat kebaikan sehingga tidak ada amal yang dia kerjakan. Lalu mengapa hal ini bisa dialami oleh seseorang? Diantara penyebabnya karena dia takut menerima resiko. Orang yang takut menghadapi resiko akan banyak keraguan dalam hatinya, akan banyak pikiran-pikiran yang terlintas dalam akalnya sehingga dia sangat berat untuk melakukan kebaikan bahkan boleh jadi dia batalkan kebaikan tersebut. Penyebab kedua karena dia tidak yakin kepada Alloh. Setiap kebaikan pasti akan mendapatkan keridhoan dan kecintaan Alloh. Orang yang tidak yakin kepada Alloh, tidak yakin atas balasan Alloh dalam amalnya akan terasa berat dan kadang takut dalam melakukannnya apabila itu ada resiko yang harus dihadapi. Padahal kalau dia lakukan dengan berharap atas balasan Alloh pastilah Alloh tidak akan menyia-nyiakan dirinya. Lalu bagaimana caranya menumbuhkan keyakinan kepada Alloh? Diantara jalan untuk menumbuhkan keyakinan kepada Alloh adalah :
Ø Yakin bahwa Alloh tidak akan menyia-nyiakan dirinya.
Alloh Subhanahu wa Ta’ala adalah Dzat yang Maha Pengasih dan Penyayang yang tidak mungkin menyia-nyiakan hamba-Nya yang berbuat baik. Tidaklah mungkin Alloh akan menimpakan keburukan bagi hamba-Nya yang beriman kepada-Nya. Semua yang Ia timpakan kepada hamba-Nya pastilah demi kebaikan hamba tersebut. Namun banyak orang yang tidak menyadarinya sehingga apabila ditimpa musibah dia uring-uringan bahkan tidak jarang dia sampai bersu-uzhon (berprasangka buruk) kepada Alloh. Maha suci Alloh dari perbuatan zhalim terhadap hamba-hamba-Nya. Orang yang sakit melulu, kehilangan sepeda motor, kehilangan hand phone (HP) lalu merasa disia-siakan oleh Alloh berarti dia tidak yakin kepada Alloh. Karena boleh jadi hal tersebut sebagai jalan sedekah baginya yang selama ini tidak pernah sedekah, atau barangkali hal itu sebagai jalan penebus atas dosa-dosanya selama ini, atau untuk menaikkan derajatnya di sisi Alloh.
Ketika Ummu Musa diperintahkan untuk menghanyutkan si Musa yang masih bayi untuk menyelamatkan kezhaliman penguasa Fir’aun yang mengharuskan rakyatnya untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang lahir, dia yakin bahwa perintah Alloh pasti akan mendatangkan kebaikan. Sehingga ia hanyutkan si bayi Musa dalam sebuah papan dan terus ia awasi sampai Alloh mendatangkan orang yang memungutnya. Maha suci Alloh, ternyata istri Fir’aun sendiri yang menemukan bayi tersebut sehingga Musa selamat dari pembunuhan penguasa Fir’aun dengan rahmat Alloh. Demikian pula Ibrahim juga mempunyai keyakinan yang kuat atas pertolongan Alloh ketika dia harus menghancurkan patung-patung yang disembah oleh kaumnya, termasuk bapaknya sendiri yang membuat patung yang disembah tersebut. Demikianlah keyakinan yang semestinya dimiliki oleh para pejuang kebenaran, yakin bahwa Alloh tidak akan menyia-nyiakan apa yang ia perjuangkan selama ini.
Ø Yakin bahwa Alloh akan menolongnya
Seorang mukmin yang memperjuangkan kebenaran, menegakkan agama Alloh agar mulya di muka bumi haruslah mempunyai keyakinan yang kuat bahwa Alloh pasti akan menolongnya. Sebagaimana firman Alloh : “wahai orang-orang yang beriman jika kamu menolong (agama) Alloh niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu” (QS. Muhammad (47) : 7). Demikianlah Alloh akan menolong siapapun yang menolong agama-Nya bahkan meneguhkan kedudukan orang tersebut. Itulah tanda kasih sayang Alloh, yang akan memberikan balasan siapapun yang berjuang untuk agama-Nya dengan balasan yang jauh lebih baik dari apa yang ia korbankan untuk agama-Nya. Kalaupun sekarang kita lihat banyak orang-orang yang tidak sholeh menguasai bumi ini, kita harus yakin bahwa suatu saat nanti Alloh akan menjadikan orang-orang sholeh menjadi penguasa di muka bumi ini. Karena bumi ini bukan diwariskan kepada orang-orang yang tidak sholeh, tapi diwariskan kepada orang-orang sholeh yang senantiasa menegakkan agama Alloh.
Ø Yakin akan pahala dari Alloh.
Kalau seseorang melakukan sholat jama’ah di masjid maka dia yakin bahwa Alloh akan melipatkangandakan pahalanya 27 derajad, dia yakin bahwa Alloh lebih mencintai dirinya 27 kali derajad daripada ketika dia sholat sendirian. Demikianlah seharusnya yang dimiliki oleh seorang mukmin, yakin bahwa Alloh akan memberikan balasan pahala dari usahanya dalam setiap ibadah dan amal sholeh. Sehingga mempunyai motivasi dan oprimisme dari setiap ibadah dan amal sholehnya. Sebagaimana firman Alloh : “Tidak ada balasan kebaikan kecuali dengan kebaikan (pula)” (QS. ar Rohman : 60). Ketika Mus’ab Bin Umair ikut perang Badar, beliau mengunyah satu biji kurma merasa sangat lama kalau harus menunggu sampai habis biji kurma tersebut untuk mendapatkan balasan Alloh berupa surga bagi mereka yang mati syahid. Kita bisa bayangkan berapa lama untuk mengunyah sebiji kurma, paling satu menit. Tapi satu menit menunggu syahid bagi Mus’ab Bin Umair merupakan waktu yang sangat lama.
Ø Yakin akan manhaj (aturan) Alloh
Kalau suatu perusahaan tidak ada aturan mainnya kita akan tahu hanya dalam sehari saja perusahaan tersebut pasti akan hancur. Kalau ada orang yang mempunyai sepeda motor Honda tidak mentaati aturan perawatannya semisal oli yang seharusnya diganti tiap bulan tapi diganti tiap tahun pastilah motor tersebut akan cepat rusak. Dan aturan yang dipakaipun adalah aturan yang dibuat oleh pabrik Honda karena merekalah yang tahu seluk-beluk motor yang dibuatnya. Kita bisa bayangkan bagaimana jika sepeda motor tersebut dipelihara dengan aturan mesin jahit, tentu akan hancur berantakan. Demikianlah setiap sisi kehidupan haruslah ada aturan mainnya. Menikah juga ada aturan mainnya. Ada kisah menarik, ketika ada seorang ikhwan yang menginginkan segera menikah dia mendatangi kantin di fakultas lain tempat ia kuliah. Ketika sudah sampai di kantin tersebut dan di situ ada seorang akhwat yang menarik hatinya, ia duduk di dekat si akhwat dan langsung menawarkan diri untuk menikahi si akhwat kalau si akhwat memang berkenan. Karena si akhwat tidak tahu siapa si ikhwan tadi, ia menjadi bingung. Ta’aruf saja belum, tahu-tahu langsung menawarkan diri untuk menikah. Kita salut atas keberanian si ikhwan tadi semoga Alloh memudahkan urusannya. Tapi dalam menikah ada aturannya yang mesti dilalui sehingga bisa menggapai keluarga yang barokah.
Dan kita hidup di dunia ada aturannya. Allohlah yang menciptakan bumi ini dan seisinya termasuk kita. Dia pulalah yang berhak membuat aturannya karena Dialah yang lebih tahu apa yang Dia ciptakan. Dengan keyakinan terhadap manhaj Alloh ini akan mendatangkan assa’adah wal karomah (bahagia dan mulia) tidak hanya di dunia tapi juga di akherat. Dan siapa yang hidup di bumi Alloh ini tanpa memakai aturan Alloh, maka tunggulah saat kehancurannya. Wallohu a’lam.
Ya Alloh, wahai Dzat yang Maha Pengampun, ampunilah dosa-dosa kami, ampunilah sekiranya kami selama ini jarang mengingati-Mu, ampunilah kalau selama ini kami belum bisa menegakkan aturan-Mu. Ya Alloh ya Tuhan kami, berikan cahaya-Mu ke dalam hati kami, jadikanlah hati kami hati yang selalu rindu kepada-Mu, hati yang selalu rindu untuk berjuang di jalan-Mu, hati yang tidak pernah melupakan-Mu. matikanlah kami dalam keadaan huznul khotimah, kumpulkanlah kami kelak bersama-sama dengan Rosululloh, bersama para nabi-Mu, bersama dengan para shodiqin, para syuhada’, bersama dengan orang tua kami, anak istri kami dan bersama orang-orang sholeh yang sangat Engkau sayangi dan Engkau kasihi. Amiin.
Tanggung Jawab, Pengabdian dan Pengorbanan
Manusia dilahirkan mempunyai segalanya, seperti pikiran dan nafsu. Manusia dapat melakukan apa saja di dunia ini, dengan mengambil suatu keputusan yang menurutnya benar, tetapi dibalik semua itu pasti ada dampak baik dan buruknya oleh karena itu dibutuhkannya sifat bertanggung jawab pada manusia. Tanggung jawab adalah sebuah bentuk bukti dimana kita sebagai individu bertanggung jawab atas segala tindakan dan keputusan yang kita lakukan, baik dan buruk harus kita pertanggung jawabkan.
Ø Jenis Tanggung Jawab :
Tanggung Jawab Terhadap Diri Sendiri
Tanggung jawab terhadap diri sendiri yaitu siap menerima resiko atas keputusan yang diambil baik itu merugikan diri sendiri atau pun menguntungkan diri sendiri.
Contoh : seorang pelajar yang menyadari bahwa bsok aka nada ujian tetapi tidak mau belajar dan disaat ulangan berlangsung dia tidak dapat mengerjakan soal karena dia tidak belajar.
Tanggung Jawab Terhadap Keluarga
Tanggung jawab terhadap keluarga yaitu bertanggung jawab atas keputusan yang diambil tanpa harus melibatkkan keluarga dalam menyelesaikan masalah dari keputusan itu sendiri. Biasanya masalah ini dialami oleh seorang suami yang harus bertanggung jawab atas kebutuhan keluarganya.
Contoh : ayah bertanggung jawab terhadap istri dan anak-anaknya dalam mencukupi kebutuhannya baik kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder dengan cara bekerja keras untuk keluarga.
Tanggung Jawab Terhadap Masyarakat
Tanggung jawab terhadap terhadap masyarakat yaitu bertanggung jawab terhadapat lingkungannya tanpa harus merugikan lingkungannya. Tanggung jawab seperti ini biasanya dialami oleh seorang pemimpin dari ketua kelas, ketua BEM, ketua RT, sampai pejabat yang bertanggung jawab atas rakyatnya.
.
Contoh : saya adalah seorang ketua kelas, saya bertanggung jawab atas kelas yang saya pimpin jika tidak ada dosen maka saya akan menanyakan apakana da tugas atau tidak, jika teman saya membolos atau pun tidak masuk saya harus melaporkannya terhadap dosen.
Tanggung Jawab Terhadap Bangsa/Negeri
Bertanggung jawab terhadap bangsa yaitu sebagai warga Negara suatu Negara harus siap menerima resiko dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat oleh norma norma atau ukuran ukuran yang dibuat oleh Negara. Manusia tidak dapat berbuat semuanya sendiri bila perbuatan manusia itu salah maka ia harus bertanggung jawab kepada Negara.
Contoh : Seseorang aparatur negara rela mengorbankan jiwa dan raga nya terhadap bangsa nya karena merupakan tanggung jawabnya terhadap negara/bangsa.
Tanggung Jawab Terhadap Tuhan
Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkan untuk mengisi kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab langsung terhadap Tuhan. Sehingga dikatakan tindakan manusia tidak lpas daei hukuman hukuman Tuhan. Yang diruangkan dalam berbagai kitab suco melalui berbagai macam agama. Pelanggaran dari hukuman hukuman tersebut akan segera diperingatkan oleh Tuhan dan jika perungatan yang keraspun manusia masih juga tidak menghiraikan maka Tuhan akan melakukan kutukan. Sebab dengan mengabaikan perintah perintah Tuhan. Berarti menginggalkan tanggung jawab yang seharusnya dilakukan terhadap Tuhan sebagai penciptanya. Bahkan untuk memenuhi tanggungjawabnya manusia harus berkorban.
Contoh : setiap manusia wajib melaksanakan kewajiban nya mejalankan agama yang dipercayai nya, karena itu merupakan tanggung jawab dirinya terhadap Tuhan.
Pengabdian adalah bukti dari sebuah pengorbanan sama seperti yang dilakukan oleh seorang tentara yang berkorban demi bangsanya sebagi buti pengabdiannya. Tentara siap mati untuk membela negaranya dan mempertahankan kedaulatan negaranya. Jadi antara tanggung jawab, pengabdian dan pengorbanan dalam hidup saling terikat satu sama lain.
Rabu, 09 Mei 2012
Pandangan Hidup dan Cita-Cita
Pandangan hidup adalah sebuah tujuan hidup manusia untuk masa depannya. Masa depan adalah masa dimana manusia meningkatkan kualitas hidupnya yang awalnya tidak bisa menjadi bisa dan yang awalnya gagal menjadi berhasil. Tetapi perjalanan menuju masa depan tidak selamanya mulus, banyak cobaan dan rintangan. Dengan demikian pandangan hidup itu bukanlah timbul seketika atau dalam waktu yang singkat saja, melainkan melalui proses waktu yang lama dan terus menerus, sehingga hasil pemikiran itu dapat diuji kenyataannya. Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui kebenarannya. Atas dasar itu manusia menerima hasil pemikiran itu sebagai pegangan, pedoman, arahan, atau petunjuk yang disebut pandangan hidup.
Pandangan hidup berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
1. Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
2. Pandangan hidup yang berupa ideology yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada suatu Negara.
3. Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
Apabila pandangan hidup itu diterima oleh sekelompok orang sebagai pendukung suatu organisasi, maka panandangan hidup itu disebut ideology. Pandangan hidup pada dasarnya mempunyai unsure unsur yaitu : cita-cita, kebajikan, usaha, keyakinan/kepercayaan. CIta-cita ialah apa yang diinginkan yang mungkin dapat dicapai dengan usaha atau perjuangan. Tujuan yang hendak dicapai ialah kebajikan, yaitu segala hal yang baik yang membuat manusia makmur, bahagia, damai, tentram. Usaha atau perjuangan adalah kerja keras yang dilandasi keyakinan/kepercayaan. Keyakinan/kepercayaan diukur dengan kemampuan akal, kemampuan jasmana, dan kepercayaan kepada Tuhan.
Pandangan hidup membawa manusia menuju cita-citanya yang sebenarnya. Bagaimana cara manusia menjalankan hidup ini dengan pandangan hidupnya sendiri yang diyakininya untuk mencapai cita-cita sebenarnya. Cita-cita yang baik adalah cita-cita yang dapat dicapai melalui kerja keras, kreativitas, inovasi, dukungan orang lain dan sebagainya. Khayalan hasil melamun cenderung tidak logis dan bersifat mubazir karena banyak waktu yang terbuang untuk menghayal yang tidak-tidak. Dalam bercita-cita pun sebaiknya jangan terlalu mendetail dan fanatik karena kita bisa dibuat stres dan depresi jika tidak tercapai. Contoh adalah seseorang yang punya cita-cita jadi dokter. Ketika dia tidak masuk jurusan ipa dia stress, lalu gagal snmptn / spmb kedokteran dia stress, dan seterunya.
Tidak semua orang bisa menentukan cita-cita. Jika tidak bisa menentukan cita-cita, maka bercita-citalah untuk menjadi orang yang berguna dan dicintai orang banyak dengan hidup yang berkecukupan. Untuk mendapatkan motivasi dalam mengejar cita-cita kita bisa mempelajari kisah sukses orang lain atau membaca atau melihat film motivasi hidup seperti laskar pelangi. Tapi jangan lupa dengan cita-cita setelah kita mati nanti yaitu masuk surga. Masuk surga pun harus kita perjuangkan selama kita hidup di dunia karena hidup kita pada dasarnya adalah untuk ibadah dan merupakan ujian Tuhan kepada kita. Kita mati tidak membawa apa-apa selain amal ibadah kita.
Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yagn sesuai dengan norma-norma agama dan etika. Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik, mahluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik. Sebagai mahluk pribadi, manuda dapat menentukan sendiri apa yang baik dan apa yang buruk. Baik dan buruk itu ditentukan oleh suara hati. Suara hati adalah semacam bisikan didalam hati yang mendesak seseorang, untuk menimbang dan menentukan baik buruknya suatu perbuatan, tindakan atau tingkah laku. Jadi suara hati dapat merupakan hakim untuk diri sendiri.
Untuk mencapai cita-cita yang ingin kita capai diperlukan sebuah perjuangan keras dari setiap individu dengan cara kerja keras dan terus berdoa. Ingat kah kalian dengan peribahas “Berakit-Rakit Kehulu Berenang-Renang Ketepian, Bersakit-Sakit Dahulu Bersenang-Senang Kemudian”. Peribahasa ini lah yang menunjukkan bahwa setiap manusia harus berjuang keras untuk memperoleh cita-citanya.
Sabtu, 05 Mei 2012
Keadilan Apa sih?
Pencarian keadilan memotivasi banyak orang untuk melakukan banyak hal, baik positif maupun negatif. Alasan keadilan juga banyak dikemukakan sebagai alasan suatu tuntutan atau menjadi basis argumen dalam sebuah perdebatan. Hal ini membuat saya berpikir: apa sih sebenarnya keadilan itu?
Apakah keadilan berarti sama? Jika saya sama dengan anda, maka berarti adil? Ini adalah maksud yang sering di”cantol”kan dengan kata keadilan. Sebenarnya kita memiliki kata khusus untuk ini yang disebut “kebersamaan”, seharusnya kata ini yang digunakan jika kita mengemukakan konsep keadilan yang sama.
Apakah keadilan berarti perbedaan? Jika memang kita berbeda, tentunya keadilan adalah perlakukan yang berbeda sesuai dengan perbedaannya. Perlakuan lebih perlu diberikan kepada kaum minoritas, sedangkan yang sudah mayoritas yaa biarkan saja. Yang kurang dilebihkan, yang lebih yaa dikurangkan (berbeda khan perlakuannya)
Hakikat arti keadilan seperti ini sebenarnya mirip dengan yang kedua, yaitu ingin sama. kita harus diperlakukan berbeda supaya sama. Padahal perlakuan berbeda itu khan udah tidak sama, jadi pengin adil dengan cara tidak adil? Apakah keadilan berarti “pada tempatnya”? Ada lagi yang saya sering temui, pendapat yang menyatakan bahwa keadilan itu yaa harus dilihat “pada tempatnya”/konteksnya. Adil bisa berarti sama, bisa berarti beda.
Problemnya adalah kalau udah bicara konteks, berarti tambah persepsi. Kalau diawal hanya persepsi akan arti keadilan berbeda, sekarang ditambah persepsi akan konteksnya. Yaa lumayan lah, dengan konteks, paling tidak mencoba untuk saling mengerti. Hanya saja kalau udah saling mengerti apakah berarti akan saling mau mengorbankan kepentingan? Karena mengerti dan berkorban itu adalah 2 bukit yang terkadang masih memiliki jalan panjang.
Pengertian Keadilan pada hakikatnya adalah memperlakukan seseorang atau pihak lain sesuai dengan haknya. Yang menjadi hak setiap orang adalah diakuai dan diperlakukan sesuai dengan harkat dan martabatnya, yang sama derajatnya, yang sama hak dan kewajibannya, tanpa membedakan suku, keturunan, dan agamanya.
Sila kelima pada Pancasila, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Pada sila ini dijelaskan bahwa keadilan adalah milik seluruh rakyat Indonesia. Semua rakyat memiliki keadilan yang sama, jika salah katakana salah dan jika benar katakana benar. Tetapi kondisi sekarang telah berubah, katakana salah bagi yang tidak memiliki uang dan selamatkan yang salah dari jerat hokum karena dia memiliki uang. Ini adalah masalah terbesar bangsa, hal seperti ini sudah mendarah daging di Indonesia. Tidak jelas kapan semua ini terjadi, semuanya mengalir begitu saja sampai dengan saat ini yaitu puncak dari ketidakjelasan ideologi bangsa ini. apakah Pancasila masih menjadi akar dari bangsa ini? ataukah hanya menjadi sejarah? Semua ada ditangan rakyat, pemuda. Mulai dari diri kita sendiri, keluarga, lingkungan dan organisasi, jadikan Pancasila sebagai akar kekuatan diri sendiri, keluarga, lingkungan dan organisasi.
Dari penjelasan diatas jelas bahwa Negara kita penuh dengan kecurangan dan keserakahan. Kita sebagai penerus bangsa harus menunjukkan sikap jujur sejak dini sejak duduk dibangku sekolah dengan sikap tidak menyontek, tidak membolos, karena semua itu adalah sikap tidak bertanggung jawab atas diri sendiri dan orang tua yang telah banyak memberikan biaya untuk kita sekolah.
Dibalik kebaikan pasti ada keburukan dibalik sikap jujur pasti ada kecurangan. Kecurangan adalah sifat mendapatkan sesuatu dengan segala cara baik halal maupun haram. Kecurangan dalam kehidupan adalah lawan dari sebuah kejujuran. Manusia bersikap curang untuk memperoleh kepuasan tanpa memikirkan dampak bagi dirinya maupun orang lain.
Langganan:
Postingan (Atom)